INFO UPDATE

UNTUK INFO UPDATE NYA TERUS IKUTI YOUTUB KAMI DIBAWAH INI !!!





Share:

PRESTASI

 


JUARA 1 COVER SHOLAWAT DALAM ACARA DINUSFEST 2022.

Yang diraih oleh Santri Al Hadi :

1. Ahmad Khoirul Mustaqim

2. Fikri Ardiansyah

3. Reza Maulana Miadhi



JUARA 1 MSQ DALAM AJANG PRAMUKA ONLINE TINGKAT NASIONAL

Yang Diraih Oleh Santri Al Hadi :

1. Ahmad Abdul Sukron

2. Achmad Choirul Musaqim

3. Kevin Agung Wijayadi


JUARA 1 STAND UP COMEDY 

Yang Diraih Oleh Santri Al Hadi :

- Vyna Qothrunnada




LOLOS SNMPTN TP 2022/2023 

Yang Diraih Oleh Santri Al Hadi :

1. Muhammad Faruq ( Pend. Bahasa Arab UNNES )

2. Akbar Agus Tri Legawa (Manajemen UNNES )

Share:

INFO PENDAFTARAN

Ayo Bergabung di YPP Al Hadi Girikusuma...!!!


Madrasah berbasis Pesantren dan Terakreditasi A, baik dari MI, MTs, maupun MA. Dengan Program Unggulan Kelas Khusus Tahfidz untuk Madrasah Tsanawiyah dan Kelas Khusus Penguasaan Kitab Kuning untuk Madrasah Aliyah.


I. PONDOK PESANTREN




WAKTU & TEMPAT PENDAFTARAN

Pendaftaran Setiap Hari Mulai tanggal 9 Februari s/d 30 Juni 2022

Pukul 08.00 - 16.00 WIB


ALAMAT

Sekertariat PSB Ponpes, Girikusuma RT 02 RW 03 Banyumeneng Mranggen Demak Jawa Tengah


CONTACT PERSON 

Admin Pendaftaran Pondok Putra:

082 138 230 280

Admin Pendaftaran Pondok Putri:

081 295 290 122


DAFTAR DI SINI !



Share:

KAJIAN KITAB

 

Pengajian Al Qur;an 

  • Bulughul Marom
  • Bulughul Maram atau Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, disusun oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani (773 H - 852 H). Kitab ini merupakan kitab hadis tematik yang memuat hadis-hadis yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih (istinbath) oleh para ahli fikih. Kitab ini menjadi rujukan utama khususnya bagi fikih dari Mazhab Syafi'i. Kitab ini termasuk kitab fikih yang menerima pengakuan global dan juga banyak diterjemahkan di seluruh dunia.

    Kitab Bulughul Maram memuat 1.371 buah hadis. Di setiap akhir hadis yang dimuat dalam Bulughul Maram, Ibnu Hajar menyebutkan siapa perawi hadis asalnya. Bulughul Maram memasukkan hadis-hadis yang berasal dari sumber-sumber utama seperti Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, dan Musnad Ahmad dan selainnya.

    Kitab Bulughul Maram memiliki keutamaan yang istimewa karena seluruh hadis yang termuat di dalamnya kemudian menjadi fondasi landasan fikih dalam mazhab Syafi'i. Selain menyebutkan asal muasal hadis-hadis yang termuat di dalamnya, penyusun juga memasukkan perbandingan antara beberapa riwayat hadis lainnya yang datang dari jalur yang lain. Karena keistimewaannya ini, Bulughul Maram hingga kini tetap menjadi kitab rujukan hadis yang dipakai secara luas tanpa mempedulikan mazhab fikihnya.

  • Durrotun Nasihin
  • Kitab yang ditulis oleh Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi (ada yang menyebut al-Khubawi atau al-Khubuwi, wafat pada 1824 M) ini nama lengkapnya adalah Durratun Nashihin fi Al-Wa'zhi wa al-Irsyad. Kitab ini ditulis sekitar abad ke-13 hijriah.

    Secara umum, Kitab Durratun Nashihin yang tebalnya sekitar 288 halaman ini, memuat berbagai kisah (hikayat) maupun keutamaan-keutamaan dari setiap ibadah. Misalnya keutamaan puasa, keutamaan bulan Rajab, Sya'ban, Ramadhan, serta shalat sunat (tarawih, witir, dluha, tasbih, dan tahajud). Kemudian, di dalamnya tertulis keutamaan atau fadilah shalat berjamaah, menghormati orang tua, dan berzikir, yang didukung dengan ayat-ayat Alquran. Totalnya memuat sekitar 75 pasal (penjelasan) keutamaan yang berkaitan dengan setiap topik yang dibahas. 

  • Nihayatuz Zain
  • Kitab “Nihayatu Az-Zain” (نهاية الزين) adalah salah satu kitab fikih bermazhab Asy-Syafi’i yang cukup dikenal oleh kaum muslimin terutama di Indonesia. Nama lengkap kitab ini sebagaimana disebut pengarang dalam muqoddimah adalah “Nihayatu Az-Zain Fi Irsyadi Al-Mubtadi-in” (نهاية الزين في إرشاد المبتدئين). Lafaz “nihayah” bermakna puncak/ujung sesuatu. “Zain” bermakna hiasan. “Irsyad” bermakna membimbing. “Mubtadi-in” bermakna para pemula. Jadi, dengan judul ini seakan-akan pengarang berharap kitabnya bisa membimbing para pemula dalam bentuknya yang paling indah.

  • Iryadul Ibad
  • Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz bin Zainuddin al-Malibari menyusun sebuah kitab dalam menuju jalan yang lurus, yaitu Irsyadul Ibad Ila Sabili al-Rasyad (Petunjuk Bagi Seorang Hamba Menuju Jalan yang Lurus). 

  • Tafsir Al Ibriz
Di dalam muqaddimah kitab tafsirnya, al-Ibriz, K.H. Bisri Mustofa mengatakan: “Kangge nambah khidmah lan usaha ingkang sahe lan mulya punika, dumateng ngersanipun para mitra muslimin ingkang mangertos tembung daerah Jawa, kawula segahaken tarjamah tafsir Alquran al-Aziz mawi cara ingkang persaja, entheng, cetha gampang fahamipun.” 
  • Jawahirul Bukhori
Kitab karya Syekh Muhammad Musthafa Imarah ini memiliki keistimewaan dibandingkan kitab sejenis karena berisi penjelasan atau keterangan terkait kata-kata yang memerlukan penjelasan lebih perinci. 

  • Tafsir Jalalain 

Tafsir al-Jalalain (bahasa Arab: تفسير الجلالين Tafsīr al-Jalālayn, arti harfiah: "tafsir dua Jalal") adalah sebuah kitab tafsir al-Qur'an terkenal, yang awalnya disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli pada tahun 1459, dan kemudian dilanjutkan oleh muridnya Jalaluddin as-Suyuthi pada tahun 1505. Kitab tafsir ini umumnya dianggap sebagai kitab tafsir klasik Sunni yang banyak dijadikan rujukan, sebab dianggap mudah dipahami dan terdiri dari hanya satu jilid saja.

  • Safinatun Najah

Safinatun Najah (bahasa Arab: ‫سفينة النجاة‎) adalah sebuah kitab ringkas mengenai dasar-dasar ilmu fikih menurut mazhab Syafi'i. Kitab ini ditujukan bagi pelajar dan pemula sehingga hanya berisi kesimpulan hukum fikih saja tanpa menyertakan dalil dan dasar pengambilan dalil dalam penetapan hukum. Meski begitu masih terdapat beberapa permasalahan fikih yang tergolong ikhtilaf di kalangan ulama ahli fiqih antar mazhab bahkan di kalangan ulama mazhab Syafi'i sendiri, sehingga diperlukan kesungguhan atau panduan dalam memilih pendapat yang lebih tepat (rajih) sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Kitab ini ditulis oleh Salim bin Sumair al-Hadhrami seorang ulama asal Yaman yang wafat di Jakarta pada abad ke-13 H. Kitab ini populer di kalangan pondok-pondok pesantren Nahdliyyin dan masuk sebagai salah satu materi kurikulum dasarnya. 

  • Fathul Qorib

Fathul Qarib merupakan kitab yang cukup populer di kalangan pesantren yang tersebar di seluruh Nusantara. Penyusun kitab ini adalah Ibnu Qosim Al Ghazi. Kitab ini kerap digunakan bagi umat Muslim yang baru saja ingin mempelajari ilmu fiqih. 

  • Ta'lim Muta'alim

Kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan belajar. Nama lengkap penyusunnya adalah Burhânuddîn Ibrâhim al-Zarnûji al-Hanafi.


 

  

     


     
Share:

KEGIATAN SANTRI

 



    Kegiatan Santri mencakup semua kegiatan yang ada di pondok pesantren yang terbagi dalam beberapa waktu mulai dari Harian yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari dari pagi sampai malam, Mingguan yang dilakukan setiap Minggu sekali, Bulanan setiap satu bulan sekali, dan Tahunan yaitu kegiatan yang dilakukan dalam satu tahun sekali biasanya dalam acara tahunan ini diadakan secara meriah atau besar. Kegiatan itu dapat kita lihat dibawah dengan lebih rinci.

Harian
  • Sholat Berjamaah 5 Waktu
  • Pengajian Bin Nadzri & Bil Khidzi
  • Nadzoman / Lalaran
  • Pengajian Bandongan Kitab


Tabel Kegiatan Santri Setiap Hari

NoWaktuJenis KegiatanKeterangan
1.04.00-04.30Jamaah Sholat SubuhSeluruh Santri
2.04.30-05.30Pengajian KitabKhusus hari Jumat bada jamaah subuh Ziarah ke Makam
3.05.30-06.00Membersihkan Lingkungankhusus hari ahad ro'an bersama
4.06.00-07.00Persiapan SekolahSeluruh Santri
5.07.00-13.30Kegiatan SekolahMI/ MTs/ MA
6.13.30-14.00Istirahat dan persiapan jamaah asharSeluruh Santri
7.16.00-17.30Pengajian Al Quran Seluruh Santri
8.17.30-18.00MCK dan Persiapan Sholat Maghrib
9.18.00-18.30Jama’ah Sholat MaghribSeluruh Santri
10.18.30-19.30Madrasah DiniyahSeluruh Santri
11.19.30-20.00Jamaah Sholat IsyaSeluruh Santri
12.20.00-20.30Istirahat dan Makan SebentarKhusus Hari Sabtu malam Ahad Mujahaddah
13.20.30-21.30Belajar/ Mudzakaroh bersamaSeluruh Santri
14.21.30-22.15IstirahatSeluruh Santri
15.22.15-03.30Jam tidurSeluruh Santri


Mingguan

  • Pengajian Sorogan Kitab
  • Mujahadah Rotibul Atthos
  • Mujahadah Rotibul Haddad
  • Dziba'an
  • Khitobah
  • Ziarah ke Makam Kasepuhan
  • Ro'an / Kerja Bakti


Bulanan

  • Selapanan
  • Muqoddaman Al Qur'an

Tahunan

  • Rihlah
  • Musabaqoh
  • PHBI & PHBN

Sekilas Potret Kegiatan




Ujian terbuka imrithi dan jurumiyah

Simaatul Qur'an

Madin Malam

Ujian Terbuka



Musabaqoh

Khitobahan santri putri


Ziarah wali

Diba'an

Pengajian Al Qur'an




Share:

EKSTRAKULIKULER

  1. Hadroh



  2. Hadroh adalah sebuah musik yang bernafaskan Islami yaitu dengan melantukan Sholawat Nabi diiringi dengan alat tabuhan dengan alat tertentu. Hadroh menjadi kesenian islami yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ekstra hadroh di pondok pesantren al hadi biasanya dilakukan dalam satu minggu sekali yaitu pada hari kamis yang dibimbing oleh salah satu pengurus pondok.

  3. Kaligrafi
  4. Kaligrafi merupakan dimana tulisan Arab yang ditulis dengan gaya sedemikian rupa, sehingga tulisan tersebut memiliki keindahan yang bernilai seni dan enak dipandang, dengan menyatukan konsep antara seni menulis dan menwarnai yang akan menambah nilai keindahan pada kaligrafi tersebut. Di pondok pesantren al hadi di adakan ekstra kaligrafi yang berguna melatih kemampuan dan mengembangkan bakat yang terpendam pada santri santri tersebut

  5. Qori'
  6. Qori' merupakan suatu seni melantunkan ayat ayat suci al qur'an dengan nada yang diamana setiap nada mengunakan metode metode tertentu seseuai jenis nadanya sehingga akan membuat lantuanan tersebut terdengar dengan indah sesuai isi ayat yang terkandungnya. Disini banyak santri yang mengikuti ekstra tersebut dan terbukti banyak yang berhasil, dan ada beberapa santri yang diundang ke acara untuk mengisi qori' tersebut

  7. Da'i
  8. Dai adalah sebutan dalam Islam bagi orang yang bertugas mengajak, mendorong orang lain untuk mengikuti, dan mengamalkan ajaran Islam. Seorang dai terlibat dalam dakwah atau aktivitas menyiarkan, menyeru, dan mengajak orang lain untuk beriman, berdoa, atau untuk berkehidupan Islam. Oleh karena itu, seorang dai disebut pula dengan pendakwah. KBBI mengartikan dakwah sebagai: penyiaran, propoganda, atau penyiaran agama di kalangan masyarakat dan pengembangannya atau seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran Islam.
    Dai berfungsi sebagai mubaligh (menyampaikan), muallim (pengajar), murabbi (pendidik), mudarris (guru), muaddib (pendidik), Mursyid (pembimbing), mustasyar (Konselor), mualij (terapis), munazhim (pengatur), muthawwir (pemberdayaan), muhaafiz (motivator), dan mubahits (peneliti).

  9. Futsal
  10. Nah selain ekstra diatas tadi, disini juga ada ekstra yang berbasis olahraga yaitu futsal. Di pondok pesantren tidak hanya berkaitan dengan islami islami saja, tapi semuanya di pesantren kita bisa mendapatkanya

Share:

PROFIL


santri putra dan santri putri pondok pesantren al hadi girikusuma


I. LETAK GEOGRAFIS

    Pondok Pesantren Al Hadi berada di wilayah Kabupaten Demak, tepatnya di Dusun Girikusuma  Desa Banyumeneng Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Lokasi Pondok Pesantren ini berada di tengah pemukiman Penduduk, jarak dari Kota Kecamatan (Mranggen) sekitar 10 KM, dari ibu kota Kabupaten ± 45 KM, dan dari ibu kota provinsi Jawa Tengah ± 25 KM. Area yang sekarang ditempati atau digunakan untuk aktifitas pendidikan seluas: ± 13.500 M2, terdiri dari bangunan pondok pesantren putra, dan Madrasah, musholla dan rumah pengasuh.

Secara geografis letak area Pondok Pesantren Al Hadi berada:

Sebelah utara               : Jalan ke arah Kecamatan Mranggen

Sebelah selatan            : Hutan/ Perhutani

Sebelah Timur             : Hutan/ Perhutani

Sebelah Barat              : Pemukiman penduduk dan jalan ke Kab. Semarang/ Kota Ungaran


II. SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA


 Keberadaan Pondok Pesantren Al Hadi tergolong cukup tua. Berdasarkan catatan yang menempel di dinding Masjid Girikusuma, lembaga ini berdiri pada 16 Rabiul Awal 1288 H atau sekitar tahun 1836 M (tanpa nama) oleh KH.Muhammad Hadi. Semasa remaja, ia pernah bermukim di Makkah dan belajar mendalami ilmu agama kepada Syaikh Sulaiman Moh. Zuhdi. Pesantren ini lebih dikenal sebagai salah satu pusat kegiatan Toriqoh Naqsyabandiyah Al Khalidiyah.

    Sebagaimana umumnya pondok pesantren pada saat itu, pengelolaan terfokus pada seorang figur sentral, yakni kiyai. Demikian pula halnya di Pondok Pesantren ini. Pesantren ini didirikan dan dipimpin langsung oleh KH.Muhammad Hadi sepanjang hayat hidupnya. Setelah KH. Muhammad Hadi wafat, secara turun temurun pengelolaan pondok pesantren berada di bawah kepemimpinan keturunan/Dzurriyah beliau.

    Sebelum KH.Muhammad Hadi wafat, oleh beliau Pesantren yang beliau dirikan dibagi atau dipisah menjadi dua, yaitu pondok pesantren dengan santri tua (Santri Toriqoh) dan pondok pesantren muda yang santrinya belajar kitab-kitab syariah atau salafiyyah. Kemudian setelah beliau wafat, Pesantren santri tua dipimpin oleh KH.Muhammad Zahid, sedangkan Pesantren santri muda dipimpin oleh KH.Muhammad Syiraj yang di kemudian hari diberi nama Pesantren Falahiyah karena para santri manyoritas dari keluarga petani.

    Setelah KH.Muhammad Syiraj wafat, Pesantren Falahiyah dipimpin oleh putra menantunya  yang bernama KH. Sarqowi (1928-1964) dan resmi mendapat izin operasional dari pemerintah Belanda pada tanggal 4 Februari 1928. Semasa kepemimpinan KH. Sarqowi, Pesantren Falahiyah berkembang cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah santri yang mondok di Pesantren Falahiyah. Selain itu, pada masa kepemimpinan beliau nama Pesantren Falahiyah diganti dan diubah dengan nama Pesantren Al Hadi (mengambil nama besar KH.Muhammad Hadi), sedangkan Pesantren santri tua, oleh pengurusnya, diberi nama Pesantren Darul Falah.

    Sepeninggal KH. Sarqowi, Pesantren Al Hadi (Pesantren dengan santri muda) dipimpin oleh putra beliau yaitu K. Abdul Somad. Di bawah kepemimpinan beliau, jumlah santri yang belajar di Pesantren Al Hadi mengalami penurunan. Keadaan ini memaksa sebagian santri yang dari luar daerah berpindah dari Pesantren Al Hadi ke Pesantren Darul Falah. Kepindahan ini juga didasari dengan kesepakatan kedua belah pihak namun untuk santri lokal/Kalong masih tetap. Selain itu, pada masa kepemimpinan beliau kegiatan belajar di Pesantren Al Hadi dirubah menjadi kegiatan pendidikan semi formal yaitu Madrasah Diniyyah Al Hadi pada tahun 1962, dan pada tahun 1967 di mulai didirikan madrasah wajib belajar (MWB) yang sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Setelah itu, Pesantren Al Hadi hanya diisi oleh santri lokal atau yang sering di sebut sebagai santri kalong.

    Pesantren Al Hadi kembali bangkit ketika pada tahun 1999/2000 Pesantren ini dihidupkan kembali oleh pengurus YPP Al Hadi yang tak lain adalah Dzuriyyah dari KH. Muhammad Hadi, KH Muhammad Syiraj dan Dzuriyah KH Sarqowi.

    Sampai saat ini, Pesantren Al Hadi terus berkembang dan dikelola oleh Dzurriyah KH. Sarqowi, dan diasuh cucu beliau yaitu H. Munhamir Malik di samping mengembangkan Pondok Pesantren juga mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan mulai dari Raudhotul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dengan kurikulum yang bernaung di Kementerian Agama.

Share:

Postingan Populer

Arsip Blog